Selasa, 22 Oktober 2013

BATASAN DAN DEFINISI SASTRA BANDINGAN

I will fly trough the sky I will shine like the sun beautiful like the color over the rainbow


BATASAN DAN DEFINISI SASTRA BANDINGAN
Menurut kamus istilah sastra, sastra bandingan diartikan sebagai telaah dan analisis terhadap kesamaan dan pertalian karya sastra berbagai bahasa dan bangsa. Telaah bandingan sastra ini khususnya dalam sastra Indonesia relatif baru (Zaidan, Abdul Rozak, Anita K. Rustapa, dan Hani’ah, 2007: 181).
Sastra bandingan merupakan kegiatan membandingkan sastra sebuah negara dengan sastra negara lain atau membandingkan sastra dengan bidang lain sebagai keseluruhan ungkapan kehidupan (Endraswara, 2011:10).
Menurut Basnett (1993:1), sastra bandingan adalah studi teks lintas budaya, berciri antar disiplin dan berkaitan dengan pola hubungan dalam kesusastraan lintas ruang dan waktu. Sesuai dengan pendapat Basnett ini, kajian sastra bandingan setidak-tidaknya harus ada dua objek sastra yang dibandingkan. Kedua objek karya sastra itu adalah karya sastra dengan latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan latar belakang budaya itu dengan sendirinya juga berbeda dalam ruang dan waktu.
Menurut Remak (1990:1), sastra bandingan adalah kajian sastra di luar batas-batas sebuah negara dan kajian hubungan di antara sastra dengan bidang ilmu serta kepercayaan yang lain, seperti seni (misalnya seni lukis,seni ukir, seni bina, dan seni musik), filsafat, sejarah, dan sains sosial (misalnya politik, ekonomi, sosiologi), sains, agama, dan lain-lain. Ringkasnya, sastra bandingan membandingkan sastra sebuah negara dengan sastra negara lain dan membandingkan sastra dengan bidang lain sebagai keseluruhan ungkapan kehidupan.
Menurut Nada (dalam Damono, 2009:3), sastra bandingan adalah suatu studi atau kajian sastra suatu bangsa yang mempunyai kaitan kesejarahan dengan sastra bangsa lain, bagaimana terjalin proses saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, apa yang telah diambil suatu sastra, dan apa pula yang telah disumbangkannya. Ringkasnya, seseorang tidak bisa dianggap telah melakukan studi sastra bandingan, jika ia mengadakan perbandingan antara sastrawan Arab, al-Buhturin, dan penyair Arab lainnya seperti Hafiz dan Syauqi.
Menurut Hutomo (1993:15), secara ringkas sastra bandingan dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang mencakup tiga hal. Pertama, sastra bandingan lama, yakni sastra bandingan yang menyangkut studi naskah. Sastra bandingan ini, biasanya ditangani oleh ilmu Filologi. Kedua, sastra bandingan lisan, yakni sasata bandingan yang menyangkut teks-teks lisan yang disampaikan dari mulut ke mulut, dari satu generasi ke generasi dan dari satu tempat ke tempat lain. Teks lisan ini dapat berupa tradisi lisan, tetapi dapat diungkapkan dalam wujud sastra lisan (tradisi lisan yang berseni). Ketiga, sastra bandingan modern, yakni sastra bandingan yang menyangkut teks sastra modern. Walaupun secara garis besar ada tiga hal definisi atau pengelompokkan sastra bandingan tersebut, ternyata terdapat teori dan metode yang dapat dipergunakan oleh ketiganya, atau ketiganya dapat saling meminjam metode dan teknik penganalisisannya. Dengan begitu, ilmu sastra bandingan akan menjadi studi yang menarik dan bukan merupakan studi yang terbatas pada lingkungan tertentu saja.
Menurut Damono (2005:1; 2009:1), sastra bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak dapat menghasilkan teori sendiri. Boleh dikatakan teori apapun bisa dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan, sesuai dengan objek dan tujuan penelitiannya. Dalam beberapa tulisan, sastra bandingan juga disebut sebagai studi atau kajian. Dalam langkah-langkah yang dilakukannya, metode perbandingan adalah yang utama.