I will fly trough the sky
I will shine like the sun
beautiful like the color over the rainbow
BATASAN
DAN DEFINISI SASTRA BANDINGAN
Menurut kamus istilah sastra, sastra bandingan diartikan
sebagai telaah dan analisis terhadap kesamaan dan pertalian karya sastra
berbagai bahasa dan bangsa. Telaah bandingan sastra ini khususnya dalam sastra Indonesia
relatif baru (Zaidan, Abdul Rozak, Anita K. Rustapa, dan Hani’ah, 2007: 181).
Sastra bandingan merupakan kegiatan membandingkan sastra
sebuah negara dengan sastra negara lain atau membandingkan sastra dengan bidang
lain sebagai keseluruhan ungkapan kehidupan (Endraswara, 2011:10).
Menurut Basnett (1993:1), sastra bandingan adalah studi teks
lintas budaya, berciri antar disiplin dan berkaitan dengan pola hubungan dalam
kesusastraan lintas ruang dan waktu. Sesuai dengan pendapat Basnett ini, kajian
sastra bandingan setidak-tidaknya harus ada dua objek sastra yang dibandingkan.
Kedua objek karya sastra itu adalah karya sastra dengan latar belakang budaya
yang berbeda. Perbedaan latar belakang budaya itu dengan sendirinya juga
berbeda dalam ruang dan waktu.
Menurut Remak (1990:1), sastra bandingan adalah kajian sastra
di luar batas-batas sebuah negara dan kajian hubungan di antara sastra dengan
bidang ilmu serta kepercayaan yang lain, seperti seni (misalnya seni lukis,seni
ukir, seni bina, dan seni musik), filsafat, sejarah, dan sains sosial (misalnya
politik, ekonomi, sosiologi), sains, agama, dan lain-lain. Ringkasnya, sastra
bandingan membandingkan sastra sebuah negara dengan sastra negara lain dan
membandingkan sastra dengan bidang lain sebagai keseluruhan ungkapan kehidupan.
Menurut Nada (dalam Damono, 2009:3), sastra bandingan adalah
suatu studi atau kajian sastra suatu bangsa yang mempunyai kaitan kesejarahan
dengan sastra bangsa lain, bagaimana terjalin proses saling mempengaruhi antara
satu dengan lainnya, apa yang telah diambil suatu sastra, dan apa pula yang
telah disumbangkannya. Ringkasnya, seseorang tidak bisa dianggap telah
melakukan studi sastra bandingan, jika ia mengadakan perbandingan antara
sastrawan Arab, al-Buhturin, dan penyair Arab lainnya seperti Hafiz dan Syauqi.
Menurut Hutomo (1993:15), secara ringkas sastra bandingan
dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang mencakup tiga hal. Pertama,
sastra bandingan lama, yakni sastra bandingan yang menyangkut studi naskah.
Sastra bandingan ini, biasanya ditangani oleh ilmu Filologi. Kedua,
sastra bandingan lisan, yakni sasata bandingan yang menyangkut teks-teks lisan
yang disampaikan dari mulut ke mulut, dari satu generasi ke generasi dan dari
satu tempat ke tempat lain. Teks lisan ini dapat berupa tradisi lisan, tetapi
dapat diungkapkan dalam wujud sastra lisan (tradisi lisan yang berseni). Ketiga,
sastra bandingan modern, yakni sastra bandingan yang menyangkut teks sastra
modern. Walaupun secara garis besar ada tiga hal definisi atau pengelompokkan
sastra bandingan tersebut, ternyata terdapat teori dan metode yang dapat
dipergunakan oleh ketiganya, atau ketiganya dapat saling meminjam metode dan
teknik penganalisisannya. Dengan begitu, ilmu sastra bandingan akan menjadi
studi yang menarik dan bukan merupakan studi yang terbatas pada lingkungan
tertentu saja.
Menurut Damono (2005:1; 2009:1), sastra bandingan adalah
pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak dapat menghasilkan teori sendiri. Boleh
dikatakan teori apapun bisa dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan,
sesuai dengan objek dan tujuan penelitiannya. Dalam beberapa tulisan, sastra
bandingan juga disebut sebagai studi atau kajian. Dalam langkah-langkah yang
dilakukannya, metode perbandingan adalah yang utama.
Dalam kamus Webster dikemukakan
bahwa sastra bandingan mempelajari hubungan timbal balik karya sastra dari dua
atau lebih kebudayaan nasional yang biasanya berlainan bahasa, dan terutama
pengaruh karya sastra yang satu terhadap karya sastra yang lain.
Rene Wellek dan Austin Warren
(1989), mendefinisikan tiga pengertian dari sastra bandingan. Pertama, penelitian sastra lisan,
terutama tema cerita rakyat dan penyebarannya, disini istilah sastra bandingan
dipakai untuk studi sastra lisan. Terutama cerita-cerita rakyat dan migrasinya,
serta bagaimana dan kapan cerita rakyat masuk ke dalam penulisan sastra yang
lebih artistik. Sastra lisan pada dasarnya merupakan bagian integral dari
sastra tulis.
Kedua,
penyelidikan mengenai hubungan antara dua atau lebih karya sastra, yang menjadi
bahan dan objek penyelidikannya, diantaranya soal reputasi dan penetrasi,
pengaruh dan kemasyuran karya besar, atau dengan kata lain istilah sastra
bandingan mencakup studi hubungan antara dua kesusastraan atau lebih.
Pendekatan ini dipelopori ilmuwan Perancis, yang disebut comparatistes, digagas
oleh Ferdinand Baldensperger, yang diulas yaitu soal reputasi, pengaruh, dan
ketenaran Goethe di Perancis dan Inggris.
Aspek yang dipelajari antara lain:
(a) citra dan
konsep pengarang dan pada waktu tertentu,
(b) faktor
penerjemahan,
(c) faktor
penerimaan (receiving factor),
(d) suasana dan
situasi sastra pada masa tertentu.
Kemudian yang ketiga, penelitian sastra dalam keseluruhan sastra dunia, sastra
umum dan sastra universal. Istilah sastra bandingan disamakan dengan studi
sastra menyeluruh. Istilah sastra dunia menyiratkan bahwa yang dipelajari
adalah sastra lima benua, mulai dari Selandia Baru sampai Islandia. Sastra umum
mempelajari gerakan dan aliran sastra yang melampaui batas nasional. Konsepsi
sastra universal melihat bahwa sastra tetap perlu dilihat sebagai suatu
totalitas.
Sedangkan, Remak (1990), mengungkapkan
bahwa “Sastra bandingan adalah studi sastra yang melewati batas-batas suatu
negara serta hubungan antara sastra dan bidang pengetahuan dan kepercayaan
lain”, dengan kata lain sastra bandingan adalah perbandingan karya sastra yang
satu dengan satu atau beberapa karya sastra lain, serta perbandingan karya
sastra dengan ekspresi manusia dalam bidang lain. Lebih lanjut Remak
menekankan, bahwa perbandingan antara karya sastra dan bidang di luar sastra
hanya dapat diterima sebagai sastra bandingan, jika perbandingan keduanya
dilakukan secara sistematis dan bidang di luar sastra itu dapat dipisahkan dan
mempunyai pertalian logis.
Lain halnya dengan Maman S. Mahayana
(1995), menurutnya Membandingkan dua karya sastra atau lebih dari sedikitnya
dua negara yang berbeda, termasuk wilayah kajian sastra bandingan. Karya sastra
yang dibandingkan, setidaknya mempunyai tiga perbedaan, mencakup: (a) Bahasa,
(b) Wilayah, (c) Idiologi/politik. Dengan melihat perbedaan antara dua karya
sastra sebagai bahan perbandingan akan memungkinkan munculnya “perbedaan latar
belakang sosial budaya”. Latar sosial budaya, seperti lokasi, tradisi, dan
pengaruh melingkupi diri masing-masing
pengarang. Kondisi tersebut akan tercermin dalam karya yang dihasilkan. (1)
Sehingga, pengertian sastra
bandingan jika ingin disimpulkan secara sederhana yaitu perbandingan antara
karya sastra yang satu dengan karya sastra yang lainnya. Terlepas apakah karya
sastra yang diperbandingkan itu sastra dunia, sastra umum dan sastra universal
dengan tujuan untuk mencari perbedaan, persamaan atau kesatuan antara karya
sastra yang satu dengan karya sastra yang lainnya.
SEJARAH
SASTRA BANDINGAN
A.
Sejarah Sastra Bandingan
Istilah sastra bandingan kali pertama muncul di negara
Inggris yang dipelopori oleh para pemikir Perancis seperti Fernand
Baldensperger, Jean-Marie Carre’, Paul van Tieghem, dan Marius-Francois Guyard.
Mereka ini dalam ilmu sastra bandingan akhirnya lebih dikenal sebagai pelopor
aliran Perancis atau aliran lama (Hutomo, 1993: 1). Pada perkembangan
selanjutnya, sastra bandingan ini juga berkembang di Amerika, mengembangkan
konsep-konsep sastra bandingan aliran Perancis, sehingga sastra bandingan
aliran Amerika ini disebut sebagai aliran baru (Hutomo, 1993: 1).
Aliran Perancis sebagai aliran lama berpendapat bahwa sastra
bandingan adalah pembandingan sastra secara sistematik dari dua negara yang
berlainan (Hutomo, 1993: 1). Sedangkan aliran Amerika berpandangan lebih luas.
Aliran Amerika tidak hanya membandingkan dua karya sastra dari dua negara yang
berlainan, tetapi juga membandingkan sastra dengan bidang ilmu atau seni
tertentu (Hutomo, 1993: 3). Oleh aliran Perancis hal tersebut tidak disetujui.
Namun dalam praktiknya ternyata aliran Perancis juga melaksanakan konsep aliran
Amerika (Hutomo, 1993: 4).
Aliran Prancis menurut Clements dikatakan sebagai aliran yang
hanya membandingkan hanya unsur intrinsik dua buah karya sastra atau lebih yang
segenre. Sedangkan aliran Amerika menurut Remark juga merupakan aliran yang
membandingkan dua buah karya sastra atau lebih yang segenre. Hanya saja bidang
yang dibandingkan tidak hanya unsur intrinsik karya sastra tersebut, tetapi
dikaitkan juga dengan bidang ilmu yang lain seperti filsafat, sosiologi,
politik, agama, budaya, dan sebagainya.
Menurut Bassnett (1993:12), nama sastra bandingan berasal
dari suatu seri antologi Perancis yang terbit pada tahun 1816 dengan judul Cours
de Litterature Comparee. Istilah dalam versi Jermannya Vergleichende
Literaturgeschichte yang muncul pertama kali dalam buku karangan Moriz
Carriere pada tahun 1854, sedangkan dalam bahasa Inggris diperkenalkan oleh
Matthew Arnold pada tahun 1848. Jadi, sastra bandingan dapat dikatakan masih
muda. Pada awalnya studi sastra bandingan berasal dari studi bandingan ilmu
pengetahuan, kemudian lahir studi bandingan agama, baru kemudian lahir sastra
bandingan (Darma, 2003:8).
Basnett (1993:20) menambahkan bahwa istilah “comparative
litterature” baru muncul pada zaman peralihan sewaktu negara-negara terjajah
berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan dari kerajaan “Ottoman”, dari kerajaan
Austro-Hungaria, dari Perancis dan Rusia. Negara yang baru terwujud, sehingga
jati diri kebangsaannya tidak dapat dipisahkan dengan budaya nasional.
Munculnya sastra bandingan bersamaan dengan munculnya jiwa nasionalisme pada
zaman peralihan, yang pada saat itu negara-negara terjajah sedang mencari
identitas mereka. Lahirnya sastra bandingan ini disebabkan oleh timbulnya
kesadaran bahwa sastra itu plural, tidak tunggal (Darma, 2007:53).
Semua sastra memiliki persamaan dan
perbedaan-perbedaan. Adanya persamaan dan perbedaan-perbedaan itu memunculkan
studi untuk membandingkan dan mencari sebab-sebab timbulnya persamaan dan
perbedaan. Di Perancis sastra bandingan dipelopori oleh Fernand Baldensperger,
Jean-Marir Carre, Paul van Tieghem, dan Marius-Francois Guyard. Sastra
bandingan kemudian menjadi dua aliran, yaitu aliran Perancis dan aliran
Amerika. Aliran Perancis disebut aliran lama, sedangkan aliran Amerika
dinamakan aliran baru. Aliran Perancis menekankan perbandingan karya sastra
dari negara yang berbeda, sedangkan aliran Amerika di samping membandingkan dua
karya sastra yang berbeda, juga membandingkan karya sastra dengan bidang ilmu
dan seni tertentu.
Menurut Wellek dan Warren (1989:40), istilah sastra bandingan
pertama dipakai untuk kajian studi sastra lisan, cerita rakyat dan migrasinya,
bagaimana dan kapan cerita rakyat masuk ke dalam penulisan sastra yang lebih
artistik. Istilah sastrabandingan dalam hal ini, mencakup studi hubungan antara
dua kesusastraan atau lebih. Sastra bandingan disamakan dengan studi sastra
menyeluruh.
Darma (2007:53), mengatakan bahwa sastra bandingan lahir dari
kesadaran bahwa sastra tidak tunggal, namun sastra itu plural, serta semua
sastra ada kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaannya. Kesamaan dapat terjadi
karena masalah manusia, sebagaimana yang terekam dalam sastra, pada hakikatnya
universal, dan perbedaan-perbedaan terjadi karena mau tidak mau sastra di
dominasi oleh situasi dan kondisi tempatan.
Sastra bandingan sebagai suatu
disiplin ilmu mengalami pasang surut. Stalknecht dan Frenz (dalam Weisstein,
1973:23), menyatakan bahwa sastra bandingan adalah studi kesusastraan yang
melebihi batas suatu negara, dan studi hubungan antara kesusastraan di satu
pihak, dan wilayah lainnya dari pengetahuan dan kepercayaan, seperti seni,
filsafat, sejarah, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, dan agama.
Menurut aliran Perancis, karya sastra yang dibandingkan adalah karya sastra
yang berbeda bahasa. Sastra bandingan mempunyai dua aliran, yaitu:
1. Aliran Perancis, aliran
Perancis dipelopori oleh Paul van Tieghem, Jean Marie Carre, dan Marius
Francois Guyard, sedangkan.
2. Aliran Amerika dipelopori
oleh Sekolah Amerika.
Perbedaan yang mencolok antara
aliran Perancis dan Amerika terletak pada objek kajiannya. Aliran Amerika di
samping membandingkan secara sistematik karya sastra dari dua negara yang
berlainan seperti halnya aliran Perancis, juga membandingkan sastra dengan ilmu
tertentu seperti sejarah, politik, ekonomi, seni lukis, seni musik, arsitektur,
agama, dan lain-lain (Hutomo, 1993:3). Aliran Amerika lebih luas jangkauannya
daripada aliran Perancis, karena aliran Amerika dapat membandingkan karya
sastra dengan seni dan disiplin ilmu yang lain.
Kedua aliran
tersebut memiliki pandangan yang berbeda, walaupun tidak saling bertentangan.
Persamaan kedua aliran tersebut yakni memiliki beberapa tujuan yaitu: (1) untuk
mencari pengaruh karya sastra satu dengan karya sastra lain di berbagai negara;
(2) untuk menentukan mana karya sastra yang orisinil dan mana yang bukan dalam
lingkup perjalanan sastra; (3) untuk menghilangkan kesan bahwa karya sastra
nasional yang satu lebih hebat daripada karya sastra nasional lainnya.
ALIRAN PRANCIS
|
ALIRAN AMERIKA
|
Pelopor
pertama lahirnya sastra bandingan
|
Mengembangkan
pemahaman teori sastra bandingan dari aliran sebelumnya (aliran Prancis)
|
Membandingkan
setidaknya dua karya sastra dari negara-negara yang berbeda
|
Selain
membandingkan dua karya sastra, aliran Amerika juga beranggapan sastra
bandingan dapat pula membandingan sastra dengan bidang ilmu dan seni tertentu
|
Dalam
konsep aliran Perancis hanya membolehkan pengkajian karya sastra dengan jenis
yang sama. Maksudnya misalnya puisi dengan puisi, cerpen dengan cerpen,
naskah drama dengan naskah drama.
|
dalam aliran ini pengkajian perbandingan karya sastra tidak hanya sebatas
dengan karya sastra saja, tetapi perbandingan dapat dilakukan dengan disiplin
seni lain, seperti puisi dengan lagu, cerpen dengan lukisan, naskah drama
dengan seni instalasi, dsb
|
Sastra
dianggap sebagai bagian hidup, sebab unsur-unsur kehidupan dalam karya sastra
dapat dimanfaatkan oleh ilmu lain, negara lain, atau keseluruhan dunia dapat
terangkum dalam satu kebulatan
|
Sastra
tetap bisa menjadi dirinya sendiri sebagai sebuah karya sastra yang kemudian
dapat dibandingkan dengan ilmu lain, seperti sastra dengan sejarah, sastra
dengan sosiologi, sastra dengan politik, sastra dengan ekonomi, sastra dengan
agama,dsb. Bandingan ini dapat memperluas peran sastra bagi segmen kehidupan
lain.
|
Dalam hal
bandingan, aliran Prancis lebih cenderung kepada hal-hal yang dapat
dibuktikan dengan hal-hal nyata, misalnya dokumen pribadi pengarang, dan
menolak kritik sastra sebagai unsur utama dari penelitian sastra bandingan,
serta meragukan kebiasaan membandingkan dua karya sastra yang hanya
memperlihatkan analogi dan perbedaan saja.
|
Para
pelopor sastra bandingan di Prancis antara lain Fernand Baldensperger
Jean-Maria Carre, Paul van Tieghem, dan Marius-Francois Guyard. Buku-buku yang
telah mereka tulis antara lain sebagai berikut (Endraswara, 2011: 25-26):
1. La Litterature Comparee (Paris, 1932-1951) karya Paul van Tieghem.
Buku ini berisi uraian mengenai sejarah, teori, masalah, serta hasil
kesusastraan umum dan bandingan. Bahan-bahan yang dipakai terbatas pada
penerbitan berbahasa Prancis.
2. La Litterature Comparee (cetakan pertama, Paris, 1951; edisi kelima,
1969) oleh Marius-Francois Guyard. Buku ini membawa kita pada perkenalan sastra
bandingan yang sealiran dengan Paul van Tieghem.
3. “La Litterature
Comparee Depuis un Demi Siele” dalam Annales
du Centre Universitaire Meditenarean 3 (1951), 69-77 karya Jean-Marie
Carre. Karangan ini penting sebagai sebuah aliran, karena secara nyata mewakili
aliran Prancis dalam sastra bandingan aliran Guyard. Di sini Jean-Marei Carre
melihat sastra bandingan sebagai sesuatu yang berbeda dengan “bandingan
kesusastraan” atau “sastra umum”. Dalam karangan ini juga terdapat studi
mengenai aspek pengaruh, sejarah perkembangan kesusastraan, dan sejarah
interpretasi kesusastraan dari satu negara ke negara lain; selain ditekankan
pula pentingnya kesusastraan itu sendiri.
Sastra
bandingan awalnya memang berkembang di Prancis, Inggris, Jerman dan
negara-negara Eropa lainnya. Selanjutnya, sastra bandingan juga melebarkan
sayap ke Amerika dan Asia pada umumnya. Sejak tahun 1970-an sastra bandingan
mulai berkembang dengan mengkaji karya-karya Andre Malraug, William Somerset
Maughnam, dan Franz Kafka. Pada awalnya, sastra bandingan sekedar membandingkan
karya sastra dengan karya sastra untuk mencari kefavoritan dan keoriginalitasan
karya. (Endraswara, 2011:130)
III. PERKEMBANGANNYA
DI INDONESIA
Perkembangan
sastra bandingan di Indonesia tidak lepas dari induknya yaitu Prancis dan
Amerika. Tetapi tampaknya Amerika Serikat justru lebih mendominasi hadirnya
sastra bandingan di Indonesia (Endraswara, 2011:36).
Sastra bandingan di Indonesia secara
garis besar dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu (Endraswara, 2011:43):
1) Sastra
bandingan dalam kaitan studi filologi yang dikenal sebagai kritik teks.
2) Sastra
bandingan dalam hubungannya dengan sastra lisan. Jenis penelitian ini lebih ke
arah motif dan atau tema dalam dongeng, cerita rakyat, legenda, dan sejenisnya,
serta merunut wilayah penyebaran teks.
3) Sastra
bandingan modern, yakni sastra bandingan tulis, baik yang ditulis dalam bahasa
Indonesia yang masih bernama bahasa Melayu maupun yang ditulis dalam bahasa
Indonesia.
4) Sastra
bandingan interdisipliner artinya menyandingkan karya sastra dengan bidang lain
di luar ilmu sastra. Bandingan yang keempat ini sering melahirkan simbiosis
mutualisme antara sastra dan bidang lain.
Para
sarjana, baik asing maupun Indonesia, telah banyak melakukan studi filologi
atas naskah-naskah lama Nusantara (Indonesia). Umumnya perbandingan
naskah-naskah yang berupa karya sastra yang berbeda, lalu dicari pertautannya,
dan kemudian menemukan naskah induk. Setelah induk naskah ditemukan barulah
dilakukan perbaikan serta penganalisisan untuk menentukan latar belakang budaya
yang tercermin dalam naskah.
Teori sastra
bandingan di Indonesia belum mendapat perhatian sepenuhnya dari para pakar.
Masih sangat sedikit buku dan artikel yang menjelaskan dan menguraikan teori
sastra bandingan.
DAFTAR
PUSTAKA
Basnett, Susan. 1993. Comparative: a Critical Introduction. Oxford:
Blackwell.
Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta:
Pusat Bahasa.
______. 2009. Sastra Bandingan: Pengantar Ringkas. Depok: Editum.
Darma, Budi. 2003. “Kuliah Kesusastraan Bandingan Mastera 2003: Anatomi
Sastra Bandingan”. Disampaikan tanggal 6 Oktober 2003. Kuala Lumpur: Dewan
Seminar, Menara Dewan Bahasa dan Pustaka.
______. 2007a. “Sastra Bandingan Menuju Masa Depan”. Dalam Prosiding
Seminar Kesusastraan Bandingan Antarbangsa 7—9 Juni 2007. Kuala Lumpur:
Persatuan Kesusastraan Bandingan Malaysia.
______. 2007b. Bahasa, Sastra, dan Budi Darma. Djoko Pitono
(Editor). Surabaya: JP Books.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta:
Bukupop
______. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS
______. 2011a. Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta:
Caps.
______. 2011b. Sastra Bandingan: Pendekatan dan Teori Pengkajian.
Yogyakarta: Lumbung Ilmu.
Hutomo, Suripan Sadi. 1993. Merambah Matahari: Sastra dalam Perbandingan.
Surabaya: Gaya Masa.
Mahayana, Maman S. 1995a. “Antara Godlob Danarto dan Dajal
Manasikana” dalam Kertas Kerja Seminar Kesusasteraan Bandingan dengan Tema
Kesusasteraan Melayu dan Kesusasteraan Dunia: Suatu Pertembungan. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Remak, Henry H.H. 1990. “Sastera Bandingan: Takrif dan Fungsi” dalam Sastera
Perbandingan: Kaedah dan Perspektif. Newton P. Stallknecht dan Horst Frenz
(Ed). Penerjemah Zalila Sharif. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Weisstein, Ulrich. 1973. Comparative Literature and Liteary Theory.
Translated by William Riggan. Bloomington: Indiana University Press.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Terjemahan
Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.
Zaidan, Abdul Rozak, Anita K.
Rustapa, dan Hani’ah. 2007. Kamus Istilah
Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar